Kastil aku..

Jumat, 20 Februari 2015

Mundurlah sesaat, lalu jadilah kuat..

Allohummashollialamuhammad wa'ala alimuhammad..
Assalamualaikum! :)

Jumat pagi yg cerah, alhamdulillah..
Gue bahagia meski separuh jiwa terasa hampa, haha enggak ding..
Jadi hari ini mau dengerin cerita random gue lagi?
Secara sepertinya gue sudah lama nggak menyentuh ini blog, biasa, kena badai katulistiwa, eh bukan, badai di dalam jiwa maksudnya. Ada beberapa hal yg belakangan ini menyita waktu, energi, dan diri gue seutuhnya, tapi nggak perlu gue share, yg pasti gara-gara itu gue nggak kuat buat nulis apapun. Belakangan ini juga gue hidup serasa dead-body walking, udah kayak zombie, yg tanpa jiwa, berkutat di rutinitas itu-itu aja, berangkat pagi duduk kerja pulang tidur, persis seperti itu selama hampir dua pekan ini.

Bahkan rasanya sekarang pun masih terbawa suasana itu, meskipun lebih bisa mengembalikan diri ke dunia nyata lagi. Gue rasa juga nggak baik berlama-lama membusuk meski itu nggak gue inginkan, harus bersegara bangkit, intinya.
Nah sekarang ini gue dalam proses itu, kembali menulis, kembali hidup.
Pemicunya?
Entah..
Mungkin temen-temen deket gue..
Sepagi ini gue terlibat percakapan seru via whatsapp sama temen yg lagi pulang kampung ke Kudus, itu tuh si Ocha, sama temen yg mungkin lagi di meja kerjanya di Bintaro, Nina, udah nggak asing kan dengan mereka berdua? Kalau masih asing, berarti belum ngepoin tulisan gue yg lain niih, gih buru kepoin dulu #maksa

Chat gue sama Ocha, seputar tanya kabar, tanya lagi sibuk apa, tanya udah move on belum, haha itu nggak boong. Simpulan akhirnya, mungkin sesekali kita harus mundur perlahan, menata kembali, menguatkan kembali, hati, untuk kemudian kembali menghadapi dunia dengan lebih baik, bukan dengan terseok-seok. Yg pasti, menurut gue, menyerah sementara akan jauh lebih baik dari berputus asa dan kemudian mati.
Next, chat gue sama Ninak, ini mungkin jadi salah satu pematik untuk gue akhirnya kembali menulis, dia cerita kalau ada angkatan kita yg ngebukuin tulisan-tulisan waktu ada lomba dulu di STAN, dan salah satunya ada tulisan atas nama gue. Kenapa gue bilang atas nama gue? Karena, seperti biasa, gue selalu lupa pernah nulis sesuatu, apalagi yg sampe dimuat. Jadilah tulisan itu bernama gue, which is emang gue yg nulis, tapi gue nggak inget, haha bingung bingung deh.
Setelah percakapan itu gue merenung sejenak, bahasa gue tingkat tinggi banget yak, yg intinya gue sering mendeklarasikan diri gue yg suka nulis tapi hasil nyatanya, buku, hampir nothing. Entah, sedih aja.

Jadi pas tau ada buku yg di dalamnya ada nama gue, asli langsung pengen punya itu buku, minimal ebook-nya deh. Biar anak cucu gue nggak malu malu banget kalau ditanya, mana nih bukunya eyang-mu yg katanya suka nulis. Well, mungkin itu alasan yg terlalu ter-la-lu.
Tapi di balik itu semua, gue mau menegaskan satu hal, kita nggak boleh nggak peduli sama diri kita, membiarkan diri ini terlarut dan tenggelam dalam keterpurukan. Diri kita sendiri satu-satunya yg tersisa untuk peduli, ketika tidak ada satu orangpun yg berdiri menguatkan kita. Maka dari itu, kuat-lah, bangkit, kalau bukan diri kita sendiri yg peduli terus siapa lagi?
Jangan lupa pula, Zat Yang Maha Kuasa selalu menanti keluh kesah kita, sujud-lah, kalau perlu menangis-lah, minta-lah sampai kita sendiri bosan. Karena mungkin Alloh belum mengijabah doa kita, karena Alloh senang dengan keluh kesah kita, mungkin bahkan Alloh rindu dengan curahan hati kita, karena saking naif-nya manusia, ngerasa nggak butuh, ngerasa kuat berdiri sendiri menantang dunia, melupakan tempat kembalinya ia nanti.
Once more, kuat-lah, kembali-lah..

Buku yg nggak sengaja gue temu di perpus, i dont care, yg justru mengingatkan kita untuk care..

Daaaan, gue belum jadi cerita..
Besok-besok aja yaa..
Gue susun dulu draft-nya, gue poles dulu, biar kece kayak yg nulis, uhuk..

Then, apa hikmah yg gue mau sebar kali ini? Emang ada? Emang pernah nyebar? haha..
Honestly, every words that i had typed, i attached so many prayers with them, hoping that in our human-aged ini kita makin bijaksana, makin bahagia dengan sesederhana apapun alasan..

Jumat ini cerah, ya, karena kau memutuskan untuk merasakannya..

2 komentar: