Kastil aku..

Senin, 18 April 2016

Perjanjian suci, aku dan istana kecilku..


Hari pertama aku mulai mencoba menggoreskan kata, setelah aku menyandang status baru, setelah pangeran berkuda menjemputku, setelah perjanjian suci terikrar, ya, setelah hari pernikahanku.

Aku percaya kalau setiap hal baru harus dimulai dengan mencoba, kalau tidak maka there is never new.
Untuk itu, aku saat ini sedang mencoba mengingat lagi bagaimana caranya dulu aku menata kata membentuk sebuah cerita meski kadang tanpa makna.
Aku sedang mencoba tidak membuat perbedaan, karena aku tidak suka terjebak dalam keadaan dimana aku harus berubah padahal aku tak ingin.
Aku tetap seperti ini.
Itu jika hanya mengenai diriku sendiri.
Aku suka bermalas-malasan, aku suka bersikap tidak peduli, aku suka bersikap angkuh, aku suka memojokkan orang dengan nada sinisku, aku suka menonton film dengan genre berat, yang membuat jantungmu berdetak lebih cepat jika kau tanya maksud bergenre berat itu apa, aku suka berpikir dua bahkan tiga kali ke depan untuk memutuskan sesuatu, aku suka minum kopi di pagi hariku, aku suka semua yang dulu dan sampai sekarang ada pada diriku, bedanya, saat ini aku menambah kesukaanku, yaitu dia.

Well, untuk kalian yang tidak suka tulisan dengan tema cinta, maka aku katakan dari awal ini bukan tentang cinta.
So, stay here, lanjutkan menemaniku dengan terus membaca. Sama dengan saat aku belum menyukai-nya, bacalah tulisanku sebagai bagian dari hidupmu yang beberapa saat lalu menghilang sejenak, hampir tujuh bulan tepatnya.
Bukankah ada rindu di sana?
Seperti yang ada di sini.

Hari ke-enambelas sejak ia mengambil alih kewajiban ayahku untuk menjagaku sepenuhnya.
Rasanya seperti apa?
Bagaimana kalau aku jawab dengan, biasa saja?
Biasa, karena kita memang dari awal memiliki dasar yang sama.
Pernikahan yang kita putuskan sejak hari ke-enambelas kita berkenalan itu dilandaskan keinginan untuk bersama-sama membangun keluarga yang kita pahami sesuai aturan-Nya.
Muluk?
Tentu tidak.
Karena seharusnya itu keniscayaan.

Biasa, karena prinsip prinsip yang selama ini kita terapkan dalam kehidupan sebelum bersama, tidak beda, tidak membuat aku tepatnya berpikir kok gini ya.
Serius?
Ya begitulah adanya.

Kami memang tidak mengikuti jalur suci untuk menuju perjanjian suci ini, aku tidak pernah berada di sisi siapapun, dan begitu juga dia, kami berada di sisi kami sendiri. Namun bukan berarti tujuan kami membeda, kami hanya memilih jalan lain untuk mencapainya.
Maka ketika ada yang berkomentar, kamu nggak begini ya, kamu begitu ya, maka aku akan menjawab "apapun itu terserah Anda, silakan berkomentar apapun tentang kami". Pada akhirnya, kami yang akan menjalaninya, Anda dan siapapun yang berkomentar secuil pun tidak memiliki ruang di istana kami. Jadi, there is nothing to do with that.

Biasa, karena kami percaya ketika ada yang berbeda dengan ekpektasi kami, maka itu sesuatu yang wajar terjadi.
Maka, semuanya memang biasa saja.
Bahkan ketika nanti terjadi penyesuaian di antara kami, maka itu tidak lebih dari upaya kami untuk menjadi lebih baik lagi, bukan untuk mengubah diri.

Apa yang perlu aku ceritakan selain syukuran pernikahan kami yang sederhana namun sungguh kami banggakan karena satu lain hal yang sangat ingin aku ceritakan namun entah kapan, selain bulan madu kami yang lebih ke napak tilas kehidupan kecilku di Samarinda sekaligus menjadi kesempatan pertamanya menginjak bumi Borneo, selain menghadiri pernikahan teman namun malah kami yang diberi selamat oleh tamu-tamu yang kebetulan tidak bisa datang ke pernikahan kami, selain ketidaksabaran ku untuk menata istana kecil kami, selain itu semua, apa lagi?


Kini, setelah lebih dari dua pekan memulai lembar baru kehidupan dengannya, aku tau tidak ada lagi yang perlu aku khawatirkan di dunia ini. Itu bukan berarti semua baik-baik saja, bukan juga semua lancar-lancar saja, bahkan justru perjuangan untuk kehidupan sebenarnya baru aku mulai. Dengan nama Alloh, kami memulainya bersama sejak 24 Jumadil Akhir 1437 H dan hingga jannah-Nya semoga kami dikumpulkan bersama, aamiin.

Bersama dengan di-amin-kannya doa, aku selesaikan tulisan kali ini dengan ucapan terima kasih dan syukur sedalam-dalamnya atas semua doa, semua ucapan selamat, semua hadiah, suka sekali dengan kado-kado, semuanya, awal yang baik sekali untuk membantuku menjejakkan kaki pada lembaran baru kehidupan.
Thanks a lot.
Dan semoga kebahagian ini kembali pada hati hati yang mendoakan kebahagiaan untuk kami.
See you in another chance.. 
Keepin' awesome ^_^



Tidak ada komentar:

Posting Komentar