Eleanors, twin baby travelers, edisi nonton voli

"Yah, nonton voli yuk."
Awal mula dari berangkatnya kami berombongan ke Stadion Gelora Bung Karno (GBK).


Perhelatan Asian Games ke 18 dengan Indonesia sebagai tuan rumahnya memang membawa banyak cerita tersendiri bagi masyarakat.
Tak terkecuali bagi gue dan keluarga.
Walaupun sudah sebulan pasca dibukanya Asian Games, hingar bingar pesta olahraga itu masih kental terasa.
Meski sudah hampir dua pekan pula terlewat sejak gue nonton salah satu pertandingan, rasanya sangat disayangkan jika momen itu tidak diabadikan.
Bukan hanya lewat bidikan kamera, tapi lewat torehan pena.
Ya meskipun nyatanya yang menulis adalah papan tuts digital.

Oh yeah.
Keren nggak sih gaya nulis gue yang kayak gitu barusan?
But you won't find it now, not in this forum.
Karena blog ini adalah representasi gue yang sesungguhnya, dan you know, inilah gue.
So, mari kembali ke style seorang princess rebelia! Hahaha.

Gue sebenernya nggak begitu tertarik nonton olaharga, kecuali ada misi tersendiri.
Paling banyak sih misinya buat cuci mata, jalan-jalan bray.
Kan mayan ya keluar sejenak dari goa berbau clodi dan ampasnya, wakakak.
Ah kata siapa misinya receh, ada satu lagi alasan gue mau nonton.
Membahagiakan si cinta.

Duh romantis kan gue, ndak salah emang si cinta mau sama gue, hahaha.

Jadi beberapa pekan belakangan ini si cinta lagi sibuk begete, sibuk banget, ngurusin turnamen voli di kantornya.
Dia merangkap panitia, pemain, pelatih, wasit, kurang cheerleader aja yang nggak dia handle.
Nah mumpung pas momennya, minta lah ke dia buat cari tiket nonton pertandingan voli dan sebagai bagainya.
Jadi gue cuma modal, yuk nonton yuk.

Ada yang aneh nggak?
Gue sama sekali nggak minta nonton pertandingan yang mana lho, cuma minta pokoknya nonton voli.
Mau siapa lawan siapa, sabodo teuing.
Karena emang niatnya, mau nonton gaya mainnya, bukan tim mananya.
Jadi boro boro nyari tiket buat nonton pas tim Indonesia main, pasti ludes.
Kita mah apa aja boleh, yang penting jalan-jalan, eh yang penting nonton.

Dan singkat cerita, terbeli lah 4 tiket pertandingan voli putra hari Minggu pagi.
Why four tickets?
Karena rombongan gue terdiri dari gue, si cinta, neneknya eleanors, sama tante kecilnya eleanors, Iza.
Eleanors masih bayik ndak dihitung, kasihan mereka ndak dianggap ya.
Then what match?
Bahkan sampai berangkat pun kita belum tau mau nonton match siapa versus siapa, haha.
Berangkatnya pun nggak ngejar waktu meskipun di tiketnya tertulis jam 10.
Padahal jam segitu kita baru sampai di Stasiun Palmerah, belum jalan ke GBK-nya.

Yup, kita naik Kereta Rel Listrik, KRL atau juga disebut Commuter Line.
Anak gahol Depok mau ke Jakarta, ya naik kereta lah, murah, wakakak.
Walaupun kudu banyak sabar, ya dinikmatin aja.
Karena bakal ribet jalan dan melalui transportasi publik, gue nggak mau tambah ribet sama bawaan.
Seperti biasa, emak paling anti ribet ini bawa barang yang emang perlu banget.

at Commuter Line

Kita berempat cuma bawa satu ransel unyu punya Iza, itupun isinya keperluan eleanors.
Ada popok dua biji, tisu basah, apron menyusui, botol dot mini dua biji, kipas tangan, botol minum sedang, sama biskuit, udah.
Mukenah nggak bawa soalnya outfit kita udah memenuhi syarat sah buat dipakai sholat.
Ndak perlu yang gimana gimana, yang penting nggak ketat, menutupi pergelangan tangan, pakai kaos kaki, pakai kerudung, yaiyalah, siap deh.
Ndak bawa mainan, eleanors dikasih botol air mineral bekas aja udah seneng, anak pinter emang
Ndak bawa dompet, soalnya gue bawa suami, wakakak.
Ndak bawa make up, soalnya ndak punya, ndak mau juga, hoho.
Ndak bawa power bank sama charger, soalnya HP-nya baru, eh, hahaha.
Udah apalagi coba yang bikin kebanyakan tas emak itu berat berlebih padahal nggak materiil banget.

Enak ya hidup kalau nggak dibikin susah sendiri.

Next tentang transportasi, kita naik KRL dari Stasiun Depok ke Stasiun Tanah Abang.
Sampai S. Tanah Abang transit pindah ke kereta arah Serpong.
Dan yeah, kita naik turun puluhan anak tangga, dengan gendong eleanors.
Kurang luar biasa gimana coba kalau jalan-jalan sama bayik.
Dua bayik, tepatnya.

Gue nggak tau ya orang lain mikirnya apa.
Entah takjub, entah kasian, entah biasa aja karena bukan dia yang ngejalaninnya.
Cuma buat gue, kalau kita nggak ada di posisi seseorang itu mending diem daripada komentar yang nggak penting.

Dari Stasiun Tanah Abang, kita berdiri, yes, dua orang bawa bayi berdiri.
Awalnya gue ada yang ngasih tempat duduk, tapi biasa kalau kalian udah denger ceritanya, kereta dari Tanah Abang siapa penguasanya, emak emak abis belanja, dia-nya nyerobot.
Tepok jidat lah gue.
Inilah yang gue bilang, kudu banget sabar kalau mau naik KRL.

Akhirnya milih berdiri lah gue dan rombongan, ya walaupun cuma satu stasiun ini, tapi rasanya mantap, ya gimana sik gendong bocah 8 kilo lebih sambil nahan keseimbangan.
It was so memorable!

Sampai Stasiun Palmerah kita nyebrang menuju halte busway, karena katanya ada bus Transjakarta yang gratis khusus nganterin ke GBK.
Dan alhamdulillah kita dapet busnya.
Namun masalah baru muncul.
Kita nggak tau harus turun di gate berapa!
Karena memang di sekeliling GBK banyak venue, jadi pintu masuknya memang dibagi-bagi.
Maka pesan gue yang perlu diingat adalah, pastikan lu tau dimana venue yang mau ditonton dan pastikan pula mana gate terdekat dari venue itu.
Kalau nggak mau kejadian muterin setengah GBK buat nyari venuenya.

And yes, it happened to us!
Salahin si cinta!
Kan gue udah pasrah ke dia ya.
Panas, bawa bayik, sebel hati, udah pengen tak brakot.
Hahaha.
Sekarang rasanya cuma, ya sudah, jadi pengalaman aja.
Padahal malam setelah pulang dari GBK, gue luluran hot in cream, sejenis counterpain itu.

Setelah olaharga jalan sehat keliling GBK, padahal ada shuttle bus tapi eleanors nggak betah karena sumpek, sampai lah kita di lapangan indoor venue volleyball.
Alhamdulillah bisa duduk, ngadem, ngelurusin kaki, eh ndak bisa ding orang depannya ada kursi juga.
Dan kita baru tau mau nonton pertandingan siapa, haha.

tim voli putra Indonesia, pemanasan

Kita sampai venue jam 12 lebih, mulai pertandingan jam 12.30, Jepang vs India.
Jam 13.30 kita memutuskan untuk sholat, sama makan.
Rencananya sampai asar, terus kita masuk venue lagi.
Why?
Karena ada pertandingan Indonesia!

head to head, Indonesia vs Thailand

Jackpot banget kan?
Kita nggak nyari tiket buat nonton Indonesia tapi malah bisa nonton.
Karena emang nggak ada aturannya, asal udah dapet stempel bisa masuk.
Cuma pertandingannya mulai jam 16.30.
Bakal malam banget kita pulangnya.
Secara anak gahol Depok coret, pulangnya jauh.
Tapi gue nggak bisa, ini kesempatan nggak tau bakal kapan lagi kan.
Nggak bisa disia-siain.

Jadilah kita nonton Indonesia vs Thailand, dengan akhir yang membanggakan.
Dan yeah ada pak SBY nonton juga, ya ampun.
Walaupun kita nggak nonton sampai akhir, karena lima set itu lama, dan kita takut lebih malam lagi pulangnya.
Kita sudah cukup sangat bersuka cita.
Kapan lagi, bareng bareng kanan kiri orang nggak kenal, mungkin beda suku agama budaya, tapi satu teriakan.
INDONESIA!

Setelah set dua, sekitar 18.30, kita memutuskan say good bye.
Sholat, makan, nyari kopi juga, then pulang.
A long way to home, karena capek dan sempet kesel juga soalnya ada kejadian pesen taksi online tapi nggak dateng dateng.
Saran aja, emang kudu tau alternatif transportasi kalau lagi jalan-jalan ke tempat yang padat pengunjungnya.

Well jam sepuluh kurang kita sudah touch down di rumah.
Istirahat sebentar trus sholat.
Gue, sibuk cek update-an Instagram dong, haha.

Gimana?
Greget nggak?
Bawa dua bayik 14 bulan nonton pertandingan olahraga.
Kayaknya cuma gue deh satu-satunya yang bawa bayi kembar ke sana, haha.
Dan eleanors gimana?

Bohong kalau gue bilang mereka nggak nangis.
Ya ada nangisnya, tapi nggak lama.
Si kakak terutama, dia ndak mau mimik sambil ditutupin.
Mana ndak ada ruang laktasi pula, catatan buat panitia nih, trus ya terpaksa kita ngumpet di tangga yang nggak dilewatin orang, thanks to office boy yang kasih saran ini.

Rewel akhirnya kakak, mau berhenti nangis kalau diajak jalan, sambil digendong si cinta.
Kalau si adik masih lumayan kondusif, alhamdulillah.
Malah sepanjang pertandingan dia ikut teriak teriak.
Jadi selama Asian Games kemarin, gue di rumah emang nyetel channel yang ada pertandingan Indonesia-nya.
Dan pas itu gue teriak ala ala supporter, eh eleanors seneng, ikutan heboh juga mereka.
That's why mereka udah nggak kaget.

nananana~

Oh ya, kalau gue sama si cinta ndak pakai opsi bawa stroller kemana mana.
Selain karena bocahnya dua, otomatis stroller juga dobel, maka berkali lipat juga ribetnya.
Kita pakai gendongan kangguru gitu, tapi bukan yang hadap depan.
Lebih efektif efisien, kalau eleanors ngantuk tinggal nemplok, mobilitas kita juga gampang.
Nggak kebayang aja kalau bawa stroller, uh.

Dan berakhir sudah perjalanan panjang ini.
Hayuk jalan kemana sama eleanors, biar ngerasain gregetnya jalan sama bocah, eh seru kok sebenernya.
Asian Para Games yuk?