Rabu, 31 Oktober 2018

My response to "Si Unyil Berintegritas"

Karena entah semesta berpihak atau apa namanya ya, jadi gue seharian ini nyari ide apa buat bahan tulisan bulan ini.
Dan ya bulan ini akan berakhir dalam beberapa jam ke depan.
Awalnya optimis bakal bisa, asal ada bahan dan stok gambar yang mendukung, jadi bakalan.
Eh sampai eleanors mandi sore belum juga ketemu idenya.
Ngumpet dimana dia.



Lalu di tengah berselancar di dunia maya, eh maya barusan nikah ya, ya ampun, ketemulah dengan satu tulisan di satu blog.
Tulisan tentang orang hebat, aamiin, dan ditulis oleh orang hebat pula, ya Robb.
Dan itu ditulis empat tahun yang lalu, di akhir bulan Oktober juga.
Semesta bertasbih, eh berpihak kan.

Setelah sekilas baca, karena dulu gue udah pernah baca, terlintas lah pikiran untuk bikin respon tentang tulisan itu.
Lho emang gue siapa, nanggepin tulisan tentang orang lain?
Ya ndakpapa, wong itu tulisan tentang gue sendiri, hahaha.

Jadi, langsung cus kita bahas nih?
Tapi gue nanggepin kurang lebih setengah tulisan aja ya, karena...
Biar situ ngecek sendiri lanjutannya di Si Unyil Berintegritas
Biar traffic viewer si empunya tulisan naik juga, hahaha.
Padahal kami kami ini nulis hanya untuk mengenang, mengenang keabsurdan yang terlalu membludak jika hanya dipendam, ea.





Pertama.
Gue dinomorduakan ya ampun.
Setelah nulis tentang iip, baru dia nulis tentang gue.
Itupun katanya karena gue bakal kepo sendiri, jadi kalo gue nggak kepo ya dadah babye.
Hiks.
Hahaha.
Alhamdulillah lho udah ada yang mau nulis tentang elo.
Secara elo kan nggak gampang disukai orang, malah orang deket elo kan bisa dihitung pake jari, sebelah tangan pula.
Sedih ya gue.
Hahaha.
Ndak ndak.
Gimanapun gue, deep down from my heart, bersyukur banget.
Thank you Lil, for making such a good kesan-pesan for me.
Orang orang baik berkualitas ini lah yang ada di sekeliling gue.
And number is never beating the quality.

By the way, kalimat terakhir yang dalam tanda kurung nyatanya terwujud juga.
Gue menempuh hidup baru di Jakarta, ya Jakarta coret, coret banget malah, hahaha.



Kedua.
Nah ini, first impression gue tentang Lila.
Ah iya, i never-almost never-call her Lilo like others, just because it is too mainstream.
Noh Lil, secret i hid for many times ago.
Balik lagi ke pendapat pertama gue tentang Lila, anak SMP Islam swatsa yang ngikut Ujian Nasional di sekolah gue.
Gimana nggak naruh perhatian ya, orang dia masih kecil, walaupun nggak sekecil itu, kerudungnya gede, pake kacamata, jalannya menantang dunia.
Ah elah.
Justru itu yang bikin gue bilang, ini orang asik nih.
Dan voila, i always know that my feeling never fails me.



Ketiga.
Wow tentang the losers alias the cheaters.
Pecontek di kelas.
Ya begitulah, sudah terjelaskan dengan gamblang.
I hate cheating, so much.
Karena nyontek itu tindakan pengecut dan nggak fair.
Nggak fair buat yang udah usaha keras belajar.
They never know how hard i face all the long nights by studying.
Orang susah susah ngehafalin, susah susah exercising, eh dia enak enakan ngintip buku.
Kan preketek.
Nyatanya gue buktiin kok kalo jujur, kalo kerja keras, kalo semua usaha itu nggak sia sia.
Di sekolah, gue nggak pernah di luar dari peringkat 3 besar.
Dan gue satu satunya siswi yang bisa masuk Sekolah Tinggi Akuntansi Negara, now PKN STAN, dari sekolah gue.
Keren apa keren banget?

Ndak.
Ndak sombong gue.
Buat nyemangatin generasi penerus bangsa aja, kalo elo bisa tanpa curang!
Lagian kalo gue mau sombong juga sah sah aja kan.
Hoho.



Keempat.
Oh jangan salah, gue milih duduk depan biar nggak berakhir kayak elo Lil.
Tidur!
Hahaha.
Orang gue kuliah depan dosen aja bisa bablas.
Tandanya, gue malemnya belajar trus besoknya ngantuk di kelas. Yhaaa.
Ndak ding.

Then you find why Unyil is one of my nickname.
Ya walaupun nggak gue akui, tapi suka suka mereka lah.
Gue biasa biasa aja.



Kelima.
Gue emang asik, buat orang yang asik juga.
Hahaha.
Tentang les privat, itu semacam preferensi masing masing orang ya dalam menghadapi masalah, dalam kasus ini menghadapi pelajaran di sekolah.

Sama halnya dengan preferensi orang dalam memandang peristiwa yang baru ini terjadi.
Buat gue, sedih pasti, kehilangan yang mendalam sangat bisa kami kami ini rasakan.
Tapi lagi lagi, gue lebih memilih untuk hanya mendoakan, dan melanjutkan hidup, instead of follow-up the news.
That is my preference.

At the end, begitulah tulisan dadakan gue, walaupun mirip tahu bulat, tapi semoga nggak booming sementara doang.
Elah ini juga nggak bakal booming.
Hahaha.
It is never be my goal.

Dan yeah, semoga prasangka baik dari orang orang tentang gue bisa terwujud ya, dan aib gue selama ini yang Alloh tutupin bisa jadi trigger gue untuk memperbaiki diri lagi dan lagi.

Udah.

Ndak usah Halloween-an, hidup kita aja masih banyak halu-an nya.
Heu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar