Jumat, 27 Desember 2019

Twin Baby Travelers: 8 jam kaki di kepala, kepala di kaki! (END)


Tulisan yang kejadiannya bulan September, ngedraft bulan Oktober, dan baru selesai bulan Desember.
Sungguh terlalu!
Maapkan yaa.

Emak eleanors ada project di dunia nyata, itu tuh lagi ngebangun bisnis #JaluCibinong, alhamdulillah..



Dan silakan.. yang sudah ditunggu-tunggu macam mau lahiran..
Special for you.. Enjoy!


Menjawab rasa penasaran netizen, dan bentuk penghormatan gue atas dukungan kalian, maka gue lanjutkan cerita ini meskipun yaah kayaknya dilirik sama admin @keretaapikita pun enggak, wkwkwk.

Setelah drama eboarding, kami pun masuk ke peron untuk nunggu kereta.
Ya dag dig dug, secara udah kayak menunggu masuk medan perang, gimana sih nervousnya.
Sampai akhirnya kereta datang, kita masuk, dan masih nunggu beberapa saat sebelum kereta berangkat, gue mempersiapkan diri sebaik mungkin. Serasa badai pekat di depan mata, ndak ding, ndak boleh mikir buruk dulu. Kayak kata quote quote itulho, jangan fokus ke masalah karena masalahnya akan jadi semakin berat, fokuslah ke solusi.

Eleanors itu sebenarnya alhamdulillah kooperatif kok, cuma mungkin emang orangtuanya yang harus stok sabar yang berlimpah.
Namanya ngurus emosi dua bayi ya, yang belum begitu jelas maunya apa, kewarasan orang dewasa lah yang harusnya dikeluarkan, bukannya ikutan ngomel nggak jelas.

Awal perjalanan, eleanors semangat, berdiri nyender di jendela, lihat-lihat pemandangan di dalam dan di luar kereta.
Setengah jam mulai bosen, gue ajak lah mereka makan, bawa bekel bikinan neneknya dari rumah, mayan ngisi perut dan ngisi waktu, hahaha.



Really, gue itungin itu tiap jamnya.
Padahal gue itu meskipun mikir detil, ngerencanain, tapi nggak sampai ngitungin tiap periode waktu, macam kalau lewat sedetik aja hancur semua rencana, ndak ndak, biasa aja.

Setelah makan, mereka mulai ngantuk, dan tidurlah lumayan sejam-an.
Tapi emak ayahnya ndak bisa tidur, karena jam-nya nanggung, masih jam 10-an.
So, sambil jagain eleanors bobok, kami ngobrol-ngobrol aja, anything.
Itu lumayan jadi momen quality time emak sama ayahnya eleanors, meskipun sambil pegel mangku bocah tidur, haha.



Sekitar jam 11 mereka bangun, dan mulailah cari kesibukan. Ya paling kami orangtuanya ngajak lihat pemandangan, main gambar-gambar, main busy book yang dibeli khusus buat "senjata" menghadapi hari itu, hahaha.
Mentok-mentoknya kalau mereka udah mulai rewel, ya kita cari tontonan di YouTube. Ada beberapa kartun kesukaan mereka, pokoknya mereka ditawarin itu pasti diem.

Eh tapi mereka bukan yang addicted gadget ya, dan kami pun bukan juga yang anti gadget. Secukupnya aja.
Alhamdulillah eleanors jarang bahkan hampir nggak pegang HP hari-harinya.



Memasuki jam 12-1 kami memutuskan untuk beranjak dari kursi, ke gerbong restorasi, sekalian sholat. Sekarang kan alhamdulillah beberapa rangkaian kereta udah ada mushola-nya, meskipun masih terbatas banget tapi ini langkah yang perlu diapresiasi. Good job KAI!

Nah pas jalan-jalan di gerbong, udah kayak apa aja eleanors diliatin. Bocah ucluk-ucluk jalan. Ada yang mau nowel, ada yang mau foto atau videoin kurang tau juga gue, ya gimana maklum anaknya artis, fans dimana-mana, wakakak.

Sisa jam selanjutnya, ya bolak balik mainan-makan-cerita. Emaknya bela-belain sampai duduk di bawah, biar bocahnya bisa bebas mainan di kursi.





Oh ya, satu tips, pokoknya stok makanan yang mereka suka, setidaknya mengurangi satu alasan mereka rewel karena lapar kan.


Sampai tak terasa, terasa banget ding, tibalah memasuki Yogya, yeeey!
Alhamdulillah...



Terlewati fase pertama 8 jam lebih bersama eleanors di kereta.
Luwar byasaaa!
Hahaha pengalaman hidup, memang ya hidup itu mengajarkan hal yang belum tentu terdapat dalam teori sekolah.
Makanya yuk jalani hidup kita ini sebaik-baiknya..



Selesai menempuh ujian, pengennya langsung istirahat soalnya besok paginya udah harus jalan lagi ke Gunung Kidul, so that gue cari tempat stay yang deket banget sama stasiun. Tinggal nyebrang gengs! Alhamdulillah bisa segera leyeh-leyeh.
Eits, itu kan harapannya, realitanya gimana?
Ya tetap jaga bocah lagi!
Wkwkwk..
Tapi setidaknya udah ada tempat buat ngelurusin punggung, eleanors pun udah bisa gegulingan.
So.. here you go..

Eleanors Journey to Yogyakarta!


Thank you udah baca yaa, jangan kapok nungguin cerita emak eleanors.
Orang sabar pahalanya besar, hehehe aamiin..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar