Kamis, 31 Oktober 2019

Emak Eleanors Sharing: Manajemen Konflik Rumah Tangga





Tidak ada rumah tangga yang tidak memiliki konflik.
Yang berbeda adalah tingkat konfliknya dan bagaimana sikap terhadap konflik itu sendiri.

Ada tiga langkah persiapan dalam mengelola konflik, yaitu fase sebelum, saat, dan setelah.
Kali ini let me share you apa yang gue dan ayahnya eleanors terapkan untuk managing the conflict. Semoga bermanfaat.



What should we do before conflict's coming?
✓Alhamdulillah gue dan ayahnya eleanors sudah MENGIDENTIFIKASI apa yang sebaiknya pasangan lakukan ketika emosi salah satu dari kami sedang naik, dalam Curriculum Vitae (CV) sebelum kami menikah dulu. So bagi yang belum menikah, ini mungkin bisa ditambahkan ya.
✓Ketika mulai muncul percikan prasangka, jangan ragu untuk segera KONFIRMASI. Intinya jangan biarkan pikiran macam-macam bergelayut manja lama-lama.
✓Ini harusnya jadi dasar dalam berumah tangga, yaitu perkuat keyakinan, pertebal keimanan, ingat kembali niat menikah adalah untuk beribadah meraih ridho-Nya. Jadi ketika ada bau-bau mau berselisih, namun ternyata niat kedua pihak masih on track ya sudah tidak perlu diperpanjang.

Selanjutnya sharing tentang manajemen SAAT Konflik ya.


Langkah apa yang kami lakukan ketika konflik terjadi?

Berikut yang bisa gue bagi, check this out!
✓PAHAMI kondisi emosi pasangan (setelah sebelumnya mengidentifikasi dari CV). Ketika memang sedang memuncak, dia butuh sendiri, ya gue biarkan sendiri. Give him a break time. Setelah dirasa cukup, baru mendekat dan rise him up.
✓Ada karakter yang butuh dikonfrontasi langsung ketika dia kesal, just like me. Maka AJAKLAH BICARA baik-baik dan DENGARKAN.
✓Kadang ada yang sama sekali TIDAK BUTUH DIDEBAT saat itu juga, so tidak perlu memperkeruh suasana dengan mengeluarkan segala argumen untuk memenangkan diri. Rumah tangga bukan tentang menang kalah pribadi, tapi tentang saling mengontrol ego diri.
✓Lalu ada hal yang baru kami sepakati sembari diskusi tentang topik manajamen konflik ini, yaitu tentang CARI PENENGAH. Ketika ada masalah yang sangat krusial, berat, dan tidak mampu lagi dihandle berdua, maka perlu mencari orang yang dipercaya oleh kedua belah pihak untuk menjadi mediator. Tentu kami tidak ingin ya terjadi konflik besar seperti ini, but who knows?
Selain orang tersebut harus disetujui kedua pihak, kami mencari yang memang kami anggap sosok yang bijak, berilmu, serta mampu menjadi perumus solusi bagi kami.

Kurang lebih seperti itu langkah-langkah strategis ketika kami sedang berada dalam situasi berselisih paham. Ya harapannya tentu jangan sampai kejadian konflik tingkat tinggi, sedih nanti gue 😁

Next tentang bagaimana langkah menyikapi situasi pasca konflik.
Dan akan menjadi penutup sharing gue-emak eleanors tentang manajemen konflik.
So keep scrolling yes!



Setelah badai yang menerjang, insyaAlloh cerah akan datang, aamiin.
Tapi apa kita hanya leha-leha menikmati kecerahan yang ada?
Apalagi badai yang sedikit banyak pasti menimbulkan kerusakan, harus ada yang dilakukan untuk memperbaikinya dong.

Berikut ini steps yang emak dan ayahnya eleanors sepakati untuk dilakukan pasca konflik.
✓EVALUASI bersama apa yang menyebabkan konflik terjadi, tapi tentu tanpa mencari siapa benar siapa salah dengan tujuan menyalahkan. Evaluasi juga bagaimana sikap masing-masing dalam menghadapi konflik.
✓Setelah tau apa pangkal masalahnya, masing-masing pihak saling INSTROPEKSI diri, saling memaafkan, dan yang penting pula saling berdamai dengan hati masing-masing.
✓Kemudian jadikan konflik beserta sikap menghadapi konflik sebagai PELAJARAN untuk kedepannya. Jangan sampai mengulang kesalahan, harus memperbaiki diri lebih sabar misal, lebih berkepala dingin misal.

Gue meyakini kalau masing-masing rumah tangga memiliki konfliknya sendiri, serta tentu memiliki treatment sendiri dalam menyelesaikannya. Yang ingin gue sampaikan di sini adalah semoga ada yang bisa dijadikan alternatif solusi dari apa yang gue share. Selebihnya kembali kepada pihak yang terlibat, apakah mau terus belajar, apakah mau membuka hati pada kebenaran ataukah keras kepala mempertahankan ego sendiri, it all depends on yourself.
Barokallohufiikum.
...
#emakeleanorsharing
#ManajemenKonflikBD #KelasAlKhansaBintiAmr #pengingatdiri #selfreminder  #manajemenkonflikrumahtangga #baitijannati

Tidak ada komentar:

Posting Komentar