Senin, 15 September 2014

Ten books that bring a rainbow into my sky.. (part 1)

Judul sebenernya sih sepuluh buku yg berpengaruh dalam hidup, tapi gue bingung mengartikan kata -pengaruh-
does it mean influencing or just giving a mark, in this heart?
Karena klo cuma ngomongin pengaruh, gue sangat nggak bisa dengan mudahnya dipengaruhi, apalagi hanya dengan sebuah buku, one does not simply.
Tapi klo ngomongin kesan, shaking my consciousity, baru gue punya beberapa..ya beberapa, means not much. Klo orang lain bingung milih saking banyaknya,  gue bingung milih saking nggak ada yg dipilih,  sigh.
Gue cerita dulu ya sejarahnya tema tulisan ini, jadi di jejaring sosial gue lagi marak-maraknya post berantai dari satu orang ke orang lainnya, yg intinya siapapun yg kena tag, dia harus ngasih tau sepuluh buku yg berpengaruh di hidupnya. Setelah dia post, dia juga mau nggak mau nge-tag orang lain juga, ya antara kepo dan uhmmm, entah lah..lupakan
Begitulah, makanya gue bilang berantai, karena lanjut terus sampai nggak tau bakal brenti dimana.
Gue beberapa hari kemarin sering nemuin post begituan di homepage gue, sebenernya penasaran si enggak, cuma jadi ngerasa dapet bahan buat nulis aja, meskipun selalu intro gue ngalahin inti dari tulisan gue, suka-suka.
Dan di sinilah gue, mulai membongkar memori lama, memori yg seharusnya sudah jauh terpendam, mencoba berdamai dengan masa itu dan menatapnya kembali, sesaat.

Tulisan ini gue bagi jadi dua part, yg pertama tentang buku-buku di masa gue kecil, dan kedua buku-buku ketika gue udah mengenal namanya cinta  dunia..

Buku pertama
Buku ini menemani masa-masa balita gue, haha serius. Bokap gue pas masih baik muda dulu sering banget bacain cerita shahabat Rosululloh, setiap mau tidur pasti gue didongengin, bukan tentang putri-putri dunia fantasi ataupun duka nestapa dongeng ibu pertiwi, gue dininabobokan dengan kehalusan hati Abu Bakar, kegarangan Umar, dermawannya Ustman, cinta sucinya Ali, dan shahabat lainnya yg tak kalah luar biasa. Satu shahabat yg berkesan, yaitu Salman Al Farisi. Keren aja, beliau bisa mencetuskan ide yg nggak ada orang di masanya saat itu yg tau. Itu cerdas, itu kekuatan ilmu. Tentang ide, proses pembuatan parit yg mengelilingi Mekah, dan eksekusinya. Itu mahakarya!
Lu boleh bilang gue lebay, tapi gue akan selalu bangga dan akan membela mereka dengan segala yg gue punya, meskipun it means nothing, it is my pride.
Tapi gue sedih, setua ini gue belum punya siroh nabawiyah sendiri,  maksudnya gue beli sendiri gitu, padahal sering ada rezeki tapi nggak terpikir, apa mungkin gue nggak menaruhnya dalam prioritas?  so it means...no! Hanya belum terpikirkan, insyaAlloh kok.
Karakteristik Perihidup Enam Puluh Shahabat Rasulullah



Buku kedua
Seri belajar baca Al Quran, lupa judulnya, beda dari buku iqro, soalnya tempat gue belajar dulu punya buku pegangan sendiri.
Bukan tentang bukunya aja yg punya tempat tersendiri, atmosfer-nya, masih terasa meski samar.
Ah spoiler aja aah, kapan-kapan cerita lengkapnya, nunggu ada yg mau bikinin buku, keukeuh.
Pokoknya itu buku dan pengajarnya yg menghantarkan gue selesai juz 30 plus kelar tajwid di usia gue yg ke-7. Amazing? Yes, it is my middle name, haha.
Oh ya ini ss buku belajar tajwid, adanya malah itu, yg iqro udah ditelan zaman, fufu.




Buku ketiga
Serial Permata di majalah Ummi. So it means bukan majalahnya yaa, mentang-mentang samaan nama sama gue. Jadi Permata itu semacem bagian khusus anak di sela majalah khusus emak-emak itu. Dan bagiannya emang ada di tengah majalah, tinggal tarik sampe lepas dapet deh sebendel. Berkesan karena ya itu yg dulu sering jadi bacaan gue, 3 taunan lah, abis itu kita lost contact. Bukan jodoh mungkin, fuh.
Ini pict-nya gue cari di google, punya gue udah hanyut di Selat Jawa.


Buku keempat
Ehm bagian ini agak sensitif. Ah kayaknya semua tentang masa lalu itu sensitif,  meski belum tentu negatif. Buku yg berkesan sekaligus berpengaruh di hidup gue selanjutnya adalah buku Diary. Yes, diary, buku harian.
Sebenernya nggak cuma diary, ada juga buku catetan kecil, sama buku album memori, nyontek di cover bukunya. Kenapa diary?
Karena emang dari dulu gue suka nulis,  dan hal pertama yg bisa dan akan terus gue tulis adalah tentang kehidupan gue sendiri. Dengan menulis,  gue bisa membingkai banyak rasa dalam secarik kertas. Gue bisa menyimpan waktu dalam wujud kata. Yg pasti, gue punya sesuatu yg gue kenang.
Ada satu diary yg paling gue suka, warnanya hijau, gambarnya Alice in wonderland. Isinya tentang curhat masa-masa SD gue yg penuh lika-liku.
Satu hal penting dari diary itu, tercatat nama-nama temen gue pas SD. Kenapa penting? Ya emang penting,  mereka salah satu temen-temen pertama yg gue punya,  dan sayangnya saat itu harus gue tinggalkan.
Sedikit petunjuk tentang mereka, dan i can find their fb account,  genius right?  Untuk ukuran anak ingusan, gue udah mikir sejauh itu, it's unbelievable! lebay
Buku diary-diary gue punya sejarah masing-masing dan klo dicritain bisa abis satu buku sendiri, jadi nggak usah gue ceritain ya. Gue kasih spoiler dikit, yg teddy bear warna kuning itu hadiah dari Ms. Retno pas gue masih les bahasa inggris di BBC Ungaran, baik banget lah miss-nya itu. Yg gambarnya cewe main tennis tulisan sport itu, isinya puisi abstrak gue, lumayan baru dibikinnya, and many more yg harusnya kalian tertarik buat tau, haha maksa.


Buku kelima
Selanjutnya kita beralih ke masa SMP, selain buku harian dan buku pelajaran,  kayaknya nggak ada deh yg terlalu berkesan di hati gue. Sekalinya ada yg berpengaruh eh malah kamus. Tapi ya gitu lah, secara gue baru belajar bahasa inggris tuh pas SMP. Kamus itu bukan kamus biasa, itu kamus turun temurun, enggak ding, wong cuma dari ortu gue. Jadi kamusnya itu ada dua, punya nyokap sama bokap, berarti umur tu kamus lebih tua dari gue dan pastinya lebih punya banyak cerita. Itu kenapa gue nggak mau beli kamus sendiri, gue orang yg percaya klo pengalaman itu salah satu guru yg terbaik.
Kamusnya nggak tau dimana, tapi masih ada, ntar deh gue bongkar gudang dulu.

Oh iya, masih ada hubungannya sama bahas inggris, gue punya notes kecil, itu sebenernya tugas dari guru bahasa inggris gue, jadi kita tiap hari harus nulis diary dalam bahasa inggris pastinya. Nah gue yg baru banget belajar, cuma modal pede dan kamus, jadilah banyak banget kata lucu cenderung absurd yg gue tulis. Ketawa sendiri lah klo baca, apalagi curhatan gue tentang seseorang, yuh itu bayi banget, haha. Tapi itulah kenangan, can put a smile on your face or pouring rain into your knees..

Ancur kan bahasa inggris gue, huh

Part dua-nya silakan klik di sini..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar