Jumat, 06 Maret 2015

Cerpan : Untuk Si Biru..

Jadi, selamat siang! :D
Tadi pagi gue senam lhoo, itu penting..pokoknya penting aja.
Cerita tentang senam-nya gue simpen dulu yaa, kali ini gue mau menghidangkan sepotong cerita manis tentang dua anak manusia yg saling bertukar sapa lewat dunia maya..
Even a distance can not separate their friendship, nor their hearts..
==============================================================

aku terbiasa memandangi punggung yg pergi meninggalkan ku, tapi tidak kali ini..she is always back to keep me strong..pass through all the storm..



Kalo ada satu kata yang sungguh mencerminkan dirimu maka kata itu adalah BIRU.

am i? yes, no doubt..haha
pada akhirnya, takdirku di Kementerian Keuangan juga tentang warna ini. Have you ever think how glad i am wearing blue Kemenkeu uniform shirt? Atau batik semi songket seragam biro yang warnanya juga biru..
universe at my side, dear.. #wink


"hah yang mana?"
" Itu lho ros yang suka warna biru, jadi kalo pake kerudung biru, baju biru, rok pun kalo bisa biru, tasnya juga biru"
Terus geleng-geleng. "Gak tau"
Waktu itu masih belum kenal kamu, iya kamu. Terus menduga-duga bentuk dirimu.
Lain waktu adalagi yang bilang
"Aku berasa kaya si ummi, pake biru semua" sembari senyum.
Pas itu juga masih belum ngeh dirimu.

waw, jadi kamu baru kenal akuh? Darimana aja heyyy? Nggak pernah nonton tv yaa? Nonton pun nggak ada gue juga sih, haha. Yg pasti kamu harusnya kenal aku, secara aku terkenal, plis.


Dari cerita itu jadi ingat diri sendiri waktu zaman smp. Hampir tiap milih barang juga berwarna biru. Tas biru, jaket biru, kuncir biru, tempat pensil pun biru.

oh ya? Bagus lah sekarang udah enggak, entar dikira kita kembar, well yg pasti kamu yg bakal rugi, haha~


Entah kapan memang pertama kali kita bertemu. Berharap kalo saat itu aku menyajikan senyum lugu untukmu. Hanya itu. Lalu kita mulai terbiasa duduk bersebelah. Ku rasa pun tak pernah resmi berjabat tangan mengenalkan nama masing-masing. Sampai sekarang kita masih seperti ini. Dengan aku yang mencoba mengerti kamu dan kamu yang mencoba mengerti aku. 

Aku juga lupa..yg pasti waktu itu aku sedang merangkai puzzle takdir kehidupanku, memilih sebaik-baiknya teman menurutku..
Sepertinya kamu salah, aku tidak pernah mencoba mengerti siapapun, karena bagi orang egois sepertiku tidak digariskan untuk memahami orang lain. If you believe..
Yg aku pegang, adalah bagaimana menjadi sebaik-baik aku..
Maka dari itu, maafkan aku meski aku belum melakukan kesalahan apapun..karena aku tau, i will..


Dan pada suatu hari hadiahmu tiba:
"Oh ya cha, ada satu hadiah cerita nih.. Tau nggak, entah kapan kita pertama ketemu, atau entah kapan kita pertama kali kenalan, yg pasti ak ngerasa ocha sama ak udah deket dari lamaaaaaaaaaaa banget..mungkin dari ruh kita pertama kali Alloh ciptakan dan ak bersyukur kenal sama ocha"

Tak tahu raut mukamu pada saat itu. Kuharap jujur adanya. Dan ku tak bisa membalasmu. Karena hanya bisa menitikan haru.

Ah jadi malu..tapi aku jujur kok, dari sekian banyak kebohonganku tidak untuk yg satu ini..
yg pasti, apapun yg terjadi dulu dan saat ini, untuk esok di sana aku harap kita berkumpul di surga-Nya, bersama orang-orang terbaik di jalan-Nya..


Maka ku ucapkan terima kasih telah menjadi temanku. Terimakasih selalu berlari menghampiri ketika melihatku dari kejauhan.Terimakasih selalu bersemangat saat menyapa. Terimakasih padamu yang selalu membuat simpul senyum saat bertemu. Terimakasih karena selalu mencoba menggandeng saat aku sedang bingung tak tahu arah. Terimakasih telah membagi onde-onde kecilmu. Terimakasih telah percaya saat diriku pun tak menyimpan iba.  Dan saat mataku menadah pada langit biru. Diriku menerka-nerka birukah dirimu hari ini. Dan hanya ada sebuah doa terselip untukmu. Semoga harimu secerah biru langit ini. Selalu.

sincerely, aku-lah yg punya banyak kata terima kasih..yg hanya bisa ku titipkan pada hujan yg menyapa dedaunan, pada angin yg menyampaikan kenangan, dan pada doa yg terpanjatkan..


Dan soal ruh itu. Hanya bisa berharap benar adanya. Sehingga nanti tak ada jarak yang mampu menghijabi kita. Menghijabi silaturahmi ini.
Kudus, 090914

aamiin..
jadi, kita berjanji untuk menjadi sebaik-baik hamba? Janji nambah hafalan? Janji ngaji nggak keteteran? Janji qiyamul lail dirutinkan? Janji nggak lagi kegenitan? ups sorry, yg terakhir buat gue aja, haha..

#end



untuk kamu semua di mana saja, aku tau dalam kesibukanmu, masih menyempatkan diri menyapa Tuhan-mu..
itu baik sekali..
setidaknya kau tau diri..
bahwa menjadi hamba, tak bisa seenak hati..

selamat melanjutkan aktivitas..
jangan lupa tersenyum..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar