Jumat, 08 September 2017

Cerpan : Induksi Kopi, Merangkai Hati [Bagian 7]

Dear, aku rindu suamiku.
Kenapa, tanyamu?
Tidak. Dia tidak pergi.
Bukan pula kabur, amit amit.
Hilang apalagi.

Dia hanya jauh lebih sibuk.
Aku memang egois, dear.
Aku menginginkan Rama untuk selalu ada.
Aku menginginkan dia sudah di rumah jam 7, yang mana itu waktu tercepat dan ter-ontime dia pulang kerja.


meneguk rindu..


Jakarta.


Yah kota itu tetap menjadi kota yang penuh kenangan, dear.

Meskipun sekarang kota itu membentangkan jarak yang seharusnya tak perlu.
Nyatanya Rama baru menjejakkan kaki di istana kecil kami menjelang adzan isya, paling cepat.
Merindukan pagar rumah yang berderit seiring dengan suara deru motor yang melirih.
Tanda Rama pulang. Sedang aku kadang masih terkapar sembari memberikan hak cahaya cahaya hati kami.
Kenapa aku memilih kata terkapar, tanyamu?
Entahlah rasanya itu kata yang menyenangkan untuk menggambarkan kondisiku.
Terkapar itu setelah berjuang, dear.
Melewati detik demi detik tanpa tau apapun yang akan terjadi ditambah dinamika bayi yang tidak tertebak, berjuang.

Sudah.

Nyatanya aku hanya rindu.
Bukan ingin membahas apa yang orang sematkan untuk ibu baru.
Aku hanya ingin dia berhenti setelah jam lima, dan menghampiriku dengan dirinya yang suamiku.
Bukan staf kepala sub-nya, bukan tim inti panitia volley-nya, bukan atlet badminton kantornya, bukan person in charge untuk rapat-rapatnya.
Hanya dirinya, ayah cahaya cahaya hati kami.

Hey! Kau jeli sekali.

Mengapa aku merindunya, bukankah aku satu perusahaan dengannya?
Dear, itu PR-ku untuk menceritakan padamu. Ingatkan aku ya.



Klik.
Layar komputer jinjing itu dimatikan.
Malam yang panjang untuk Ayra, sepertinya.
===================================



huwow susah sekali menulis tanpa baper, haha
ditambah keypad hape yg angot angotan, oh yeah i almost dont have anytime to touch anything but cellphone, fyuu~
jadi pakai hape lah gue nulis ini, lumayan mengobati ke-bete-an gue, uhm bukan bete juga sih, entahlah random feeling acakadut, heu!
dan sudah, mari bersyukurnya ditambah tambah tambah lagi, ngeluh aja terus nih manusia!
yuhuuu dengan kesusahan dan kejengkelan ngetik dear jadi fear, tambah jadi tanvah, ya sudah mari bersyukur..
beristighfar, berdoa, berkah insyaAlloh di penghujung Jumat ini.
thanks for staying :)

eh btw should i change this blog's background? lil bit sensi gue, haha!



Tidak ada komentar:

Posting Komentar