Selasa, 30 Desember 2014

Tentang dimana rasa syukur berada : Hari Kedua

Hari kedua, perjalanan Stasiun Pondok Ranji (dari arah Bintaro) ke Stasiun Pasar Senen (ke Jakarta Pusat).

Overall, semuanya lancar, beres, dan selamat. Cuma sewaktu di Tanah Abang aja yg subhanalloh padat sekali, entah mau pada kemana orang orang itu. Alhamdulillah-nya ternyata mereka nggak ikut naik kereta ke Pasar Senen, kalau iya entah jadi apa aku di dalam kereta dengan sekian banyak manusia dalam satu gerbong yg sangat tak memadai.
Seperti perjalanan berangkat, perjalanan pulang inipun sangat menyenangkan, bukan karena apa-apa melainkan kondisi kereta yg seperti milikku sendiri, alias sepi. Sebagian besar akan berpikir berlibur ke kampung halaman atau ke tempat wisata bukan? Naik kereta ke Pasar Senen, not in their list.







Perjalanan dari Stasiun Tanah Abang ke Stasiun Pasar Senen sekitar setengah jam lebih, tapi itu belum termasuk turun di Stasiun Gang Sentiong. Pasalnya, kereta dari Tanah Abang tidak akan berhenti di Stasiun Senen, hanya melewati, jadi aku harus turun di Stasiun Gang Sentiong kemudian berpindah ke peron seberang untuk menunggu kereta yg ke arah Stasiun Pasar Senen. Tidak lama, lima menit mungkin, dan tidak masalah berdiri di keretanya, cuma sebentar.



Ah iya, aku lupa, fatal sih, tentang kartu atau tiket untuk naik kereta. Jadi, yg aku punya untuk naik kereta sekaligus naik busway adalah kartu Flazz, beli di shelter busway. Awalnya aku beli karena memang harus naik busway dan mulai beberapa bulan yg lalu sudah diwajibkan untuk pakai kartu. Harganya 40.000 dengan saldo 20.000, jadi 20.000-nya untuk beli kartunya.
Ternyata selain untuk naik busway, kartu flazz yg warnanya biru itu bisa juga untuk pembayaran naik kereta commuter line, tinggal diaktivasi di stasiun saja.
Untuk info, tarif kereta commuter line itu 3000, sedangkan untuk busway mulai jam 7 pagi 3500, dan sebelum jam 7 hanya 2000, terjangkau. Untuk isi ulangnya hanya bisa dilakukan di shelter busway dengan minimal nominal 20.000.



Setelah sampai di Senen, aku harus ke kos lama, mau ambil jahitan seragam batik, yg warnanya biru, sangat menyenangkan. Dan juga untuk ngembaliin kunci kos ke ibu kos, sambil pamitan. Perjalanan berangkat, naik metromini, seperti biasa, uncomfort, tapi selalu aku coba menikmati apapun itu. Berhubung di depan gang kos baru aku langsung ada shelter busway, jadi untuk baliknya aku memilih naik busway, meskipun berdiri, itu lebih nyaman. Much more.



Semua urusan di kos lama beres, kembali ke kos baru, dan istirahat. Hari Jumat, time goes by so fast.
Oh ya, berhubung hari itu hari Jumat, aku berusaha menyelesaikan bacaan Surah Al Kahfi saat itu juga, di kereta. Menurutku itu lebih baik dibanding harus berkutat pada gadget, terserah saja kalau punya pandangan berbeda.
Satu hal pasti, pada akhirnya kita akan menuai hasil dari apapun yg kita lakukan di dunia ini, baik serta buruknya..



Hari ketiga dan keempat seharusnya jadi hari-hari pucak penempatan rasa syukur-ku tidak terlibat euforia pulang kampung, dan memilih di sini, Jakarta..

bersambung..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar