Senin, 04 Mei 2015

Target-target itu, where all they have gone?

Senin yang cerah, namun tidak dengan hati ku.
Harusnya tadi aku bisa menahan diri untuk tidak mengarahkan krusorku pada file itu. File yang tertulis tahun 2013 di tanggal pembuatannya. File yang isinya sukses membuatku terbelalak dan terperangah, shock sekaligus sedih.
Seriusly. Aku sedih. Sangat mendalam.
Nama file itu Rencana Hidup 10 Tahun. Dan sudah bisa menebak kan arah kesedihan ini kemana? Hubungkan saja dengan judul tulisan ini. It will be matched.


Ketika kau diberi kesempatan melihat dirimu di masa lalu, aku bisa pastikan kau akan mengingatkan dirimu di masa lalu itu tentang hal-hal yang harusnya realistis. Jangan percaya hatimu. Jangan terburu-buru. Think twice. Think! Then decide it with some considerations before. Dengan begitu kamu tidak akan menyesal nantinya.


Begitukah? Is that you really want?
Karena ketika aku bisa mendapatkan kesempatan itu, maka hal yang seharusnya terjadi di masa lalu, itulah yang sudah seharusnya terjadi. Jika begitu, apa yang aku sedihkan?


Well, maybe this is so klise talking about waktu yang tersia-sia begitu saja. Tapi itulah permasalahan utama yang asli make me so miserable after all. Sangat menyedihkan. Ini hal klasik, dimana kita menyalahkan waktu yang berjalan begitu saja, tiba-tiba tiga tahun terlewat dan kita belum merealisasikan apapun selama jangka waktu itu. Sia-sia.

Aku tau satu-satunya yang bisa disalahkan hanyalah diriku sendiri. I am the one who take this responsibility. Argh! What i was doing and what i have done?

Maka ketika suatu saat seseorang menanyaiku tentang target ataupun resolusi ke depan, here is my statement...



Sekarang, yang seharusnya kamu lakukan adalah bergerak, jalani saja.

But i bet, i will make another opposite writing about it..
Or you will?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar