Sabtu, 02 Mei 2015

There is no birthday for me : memaknai kembali kehidupan..

02 Mei 2015 15.47
Apa pentingnya kehidupanku untuk kalian?
Apa gunanya membaca diary seseorang?
Lalu apa maksd yang ingin kau sampaikan dengan menceritakan hidupmu?

Well, gue sekarang masih dengan mukena biru muda. Habis sholat asar. Harusnya gue baca Al Quran sekarang, tapi entah sejak tadi sholat, yang harusnya gue khusyuk mengahadap Tuhan eh malah kepikiran such a self-talking, mengobrol dengan pikiran sendiri, tentang hidup. Gue mah gitu orangnya, kebanyakan mikir, keseringan ngobrol sama diri sendiri, entah mungkin gara-gara kelamaan single. Uhuk bukan kode.


Gue yang hari ini tepat berusia dua tiga lebih tujuh hari, setidaknya itu yang tercatat di kartu tanda lahir, mencoba bertanya tentang kehidupan macam apa yang gue punya sekarang dan apa yang sebenarnya gue inginkan untuk kedepannya. Dengan udara Jakarta yang based on my gadget weather detector menunjukkan angka 32 derajat celcius, yang artinya lumayan huh hah, and that's why daritadi senjata andalan gue yang bernama kipas angin dalam mode putaran maksimum. Dengan laptop kantor yang sukses gue bopong pulang, dengan alasan awal mau ngelembur ngerjain tugas, tapi ketika tugasnya selesai laptopnya masih tersandera di kos gue tercinta. Dengan tumpukan baju hasil jemuran seminggu yang belum juga tersentuh untuk gue setrika. Dengan serial Sherlock Holmes yang sukses menutupi rasa lapar gue yang insyaAlloh lagi puasa pertegahan bulan. Dengan semua fasilitas penunjang hidup yang ada di sekitar gue.
Gue, putri Ummi, membungkuk sedalam-dalamnya, atas semua kebaikan dunia dan kasih sayang Pencipta.
Nggak ngerti lagi harus sekuat apa gue meneriakkan syukur untuk semua rasa bahagia yang dilimpahkan ke gue.
Gue sadar, di balik semua kesempurnaan hidup yang orang lain lihat dari kehidupan gue, gue sendiri masih ngerasa banyak hal yang i am nothing at all gitu, gue itu nggak ada apa-apanya.
Mungkin emang gue kece, cakep, keren, luar biasa, brilian, misterius, elegan, princess banget, tapi itu cuma hal remeh temeh yang biasa aja, plis jangan timpuk gue, gue cuma menyuarakan kata hati kalian kok, hahaha.
Tapi banyak hal yang gue rasa, gue belum berhasil, belum ada pencapaian hidup yang gue raih, semuanya entah biasa aja. Bukan. Gue bukan nggak bersyukur, hanya saja rasanya masih ada lubang besar di hidup gue yang bikin rasanya hampa.
Dan gue tau pasti itu apa.
Do you wanna guess something? Invite me to your coffee time. Wink.

Kita tinggalkan saja ocehan gue yang tadi. Bikin galau aja jatuhnya, hahaha.
Balik ke how glad i am in my another year of life.
Honestly, untuk tahun ini, gue bahagia, banget.
Because this is my first time having a "celebration" in new atmosphere, with my new family, at my work desk.
Yep. Walaupun gue udah serapat mungkin merahasiakan tanggal lahir gue, tapi it doesnt work at all. Gue tau nggak bisa nyembunyiin ini dari mereka, karena yes we are at the same place for a whole weekdays, we know each other just like our real family known us. We can even hide anything.
Entah tau darimana, tiba-tiba hari Senin, di saat mood gue jelek banget, pak kepala gue datengin meja gue dan ummiiiii selamat yaaa sambil mau nyalamin tangan gue. Dan gue cyaaaat, narik tangan gue dan sukses menangkupkan tangan, fyuuu. Ini nih salah satu alasan gue menghindari ucapan-ucapan semacem itu. Bukan. Bukan gue nggak senang, cuma gue takut mereka sedih gara-gara nggak bisa salaman sama putri. Nyengir lebar.
Yeah, itu lah yang agama gue ajarkan, dan gue yakini kebenarannya. Bahwa dilarangnya bersentuhan antara laki-laki dengan perempuan yang bukan makhromnya, yang tidak sedarah dengannya. Gue lupa redaksinya, ada azab yang pedih untuk orang-orang yang dengan sengaja saling bersentuhan. Fuh. Gue cuma mau menyelamatkan kita berdua kok. Nggak salah dong gue. Emang gue pernah salah? Woman kan is always right, hahaha. Itu becanda ya.

Terus alasan utamanya, kenapa gue keukeuh nggak mau nyantumin tanggal lahir gue even dimanapaun, karena gue memang tidak dalam pihak orang yang merayakan hari kelahiran. Just make it senses, untuk diselamatin, untuk di doain, untuk dikadoin, nggak harus exact di tanggal itu kan? Mana itu berarti kan cuma sekali setahun. Gue mah kurang itu. Hahaha~
Maksudnya, gue butuh didoain kalo bisa tiap hari deh, gue kan hidupnya masih terombang-ambing gini, doain lah biar segera menemukan pasangan hidup, eh biar segera dimantapkan kehidupannya. Yah sama aja dong ujungnya. Ngeeek.

Intinya gue nggak mau terjebak dengan peng-kultus-an satu hari tertentu. Selain memang di ajaran agama gue juga nggak mengajarkan itu. Jadi ketika pas tanggal lahir gue itu tiba, dan no one say anything to me (except some special people, uhuk), gue malah seneng. Itu ngebantu gue untuk nggak mengistimewakan hari yang sama aja kok sama hari lainnya. Dan orang-orang kantor juga nyelamatinnya pas udah dua hari setelah tanggal lahir gue, bukan di tanggal itu tepat.

Awalnya, Senin pagi yang suntuk bete menyebalkan buat gue, berubah seketika jadi Senin yang penuh blushing on my cheeks. Didatengin sama semua orang di ruangan gue, dikasih selamat, dan doa. Ah iya, pas diselamatin, gue bilang "Jangan selamat doang dong, Ummi nggak butuh. Didoain laah"
Jadilah mereka doain gue, dengan satu tipe doa yang sama. Semoga cepet dapet jodoh.
Jdeeeer!
Hahaha kocak deh, sampe terharu gue pas itu. Segitu merananya kah gue sampe doanya sebagian besar tentang itu. Hahaha gue aamiin-in dari lubuk hati terdalam deh. Gubrak! Mau juga ternyata, haha.

Begitulah cerita gue tentang satu hari yang indah lainnya dari kehidupan gue.
Semoga menghibur. Udah kayak ngelawak aja menghibur.
Saatnya gue cari makan buat buka puasa. Eh mumpung lagi puasa nih, gue doain siapapun yang baca tulisan gue ini hidupnya akan bahagia lebih dari sebelumnya. Setidaknya setelah baca tulisan gue, haha.
Hope you all found something good in my stories, anything bad just left it.

Stay awosome!
Salam  hormat dari princiss..
^-^




2 komentar:

  1. Kalo lu di kantor, jelas ketauan lah, kan ada di biodata pegawai -_-

    Gue juga belakangan lebih sering menyamarkan pake tanggal hijriyah kalo terpaksa kudu jawab tanggal lahir (walaupun banyak versinya, wkwk). Habisnya udah doanya setaun sekali, banyakan copas, atau paling parah cuma nulis "hbd, wuatb". Lah, niat ngasih doa kagak tuh? Haha...

    BalasHapus
    Balasan
    1. nah itu diaaaa, tapi kan berhubung gue sebenernya belum 'beneran' pegawai, secara administratif, jadi harusnya masih sampe ke ruangan gue data-datanya..

      wkwkwk iyaaa banget >,<
      kalo di meme gitu, nek wis hbd terus ngopo? XD

      Hapus